Jawaban yang paling tepat tentu untuk meningkatkan kompetensi, selain itu sesuai dengan kebutuhan institusi pendidikan, tempat saya mengabdikan diri...tapi itu adalah jawaban "ideal" dan sangat normatif.
Dalam sebuah perbincangan dengan seorang kawan, muncul jawaban: sekedar untuk menggugurkan kewajiban....
Meskipun dengan nada guyon dan dalam perbincangan santai, jawaban tersebut ternyata benar-benar jawaban serius yang sangat saya setujui dan benar juga…sejujurnya itulah jawaban saya (dan mungkin banyak kawan-kawan seprofesi) yang tidak bisa tidak, harus mengakui bahwa itulah jawaban yang paling jujur..
Profesi di bidang pendidikan, “menuntut” kami semua untuk terus meningkatkan kompetensi, dan tentunya salah satunya adalah dengan meraih gelar tertinggi di bidang akademik – sekolah sampai ke jenjang S3 atau tingkat doktoral. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, itulah yang harus dihadapi dan harus dilalui…meskipun banyak juga yang memilih jalan lain untuk meningkatkan kompetensi…dengan segala konsekuensinya…
Pertanyaannya ialah, mengapa masih banyak yang “tidak memilih” untuk sekolah lagi, meskipun sebagian besar memilih profesi ini atas kemauan sendiri dan sudah pasti seharusnya sadar akan kewajiban yang harus ditanggung (sekolah sampai tuntas).
Jawaban yang sangat sederhana: alasan materi, menjadi yang utama (meskipun masalah materi bukan masalah yang sangat sederhana) - mengutip kalimat seorang kawan - "budhal mlarat mulih tambah mlarat", ketakutan2 seperti itulah yang menyebabkan kebanyakan dari kami "ngerem mendadak" kalau ditugaskan untuk sekolah :)
Meskipun saat ini pemerintah juga sudah menyediakan "dana pendidikan" bagi profesi "pendidik", tetapi masalah lain juga tetap ada, yaitu harus meninggalkan keluarga dikarenakan dana yang tersedia hanya mencukupi kebutuhan satu orang saja.... Dapat dibayangkan, betapa beratnya bila seorang kepala keluarga harus meninggalkan keluarganya dalam kondisi keuangan yang "serba cukup-cukup aja" untuk berjuang mendapatkan gelar S3 di luar negeri...beban sekolah dan beban hidup tentu bukan trigger yang baik untuk memacu semangat :)
Pilihan yang jadi favorit pada akhirnya ialah, sekolah di dalam negeri bahkan lebih baik lagi kalau di dalam kota....win win solution yang menyenangkan semua pihak. Meskipun mungkin tujuan "meningkatkan kompetensi" tetap dapat terpenuhi, tapi tentunya banyak kesempatan lain yang terlewatkan, setidaknya kesempatan untuk mendapatkan pengalaman "di negeri orang" tidak diperoleh.
Apapun alasan dan pilihan yang diambil, menurut saya pribadi, sekolah lagi (lagi-lagi sekolah :)) sampai jenjang tertinggi, merupakan bentuk tanggung jawab seseorang yang sudah memilih untuk berprofesi di bidang pendidikan, dengan segala konsekuensi yang harus ditanggung....tanpa menafikan keberadaan rekan2 seprofesi yang memilih jalan lain sebagai bentuk tanggung jawabnya....
Foto oleh IPUNG F. PURWANTI |
No comments:
Post a Comment