Setahun lebih tidak menulis....tiba-tiba kemaren sore selepas kelas "Teknik Remediasi Lingkungan" salah seorang mahasiswa menyapa dan bertanya, "Ibu ga nulis lagi bu?"...."saya mengikuti tulisan-tulisan ibu di blog dan paling suka sama tulisan ibu yang berjudul Ukuran Sebuah Prestasi"...... :) sedikit terkejut dan senang pasti karena ada yang mengapresiasi tulisan saya, tapi yang lebih dari itu adalah seperti diingatkan kembali dengan niat awal menulis di blog, yaitu menuangkan semua yang ada di dalam hati dan pikiran saya tentang semua topik yang menarik bagi saya dan mungkin juga bagi orang lain, dengan harapan akan bermanfaat bagi saya dan siapapun yang membaca.
Saat ini memasuki minggu ke-7 perkuliahan di kampus saya, minggu yang sibuk dengan ujian proposal Tugas Akhir dan Tesis....tidak ada yang istimewa sebenarnya dibandingkan dengan ujian-ujian sebelumnya, hanya saja pada periode ini, saya membimbing lebih banyak TA dan Tesis yang mencapai 6 judul, dibandingkan semester lalu yang "hanya" 2 judul. Dengan meningkatnya judul proposal yang saya bimbing, terpikir oleh saya bagaimana ke-6 mahasiswa yang saya bimbing tersebut harus mengatur jadual analisis sampel di laboratorium, dikarenakan keterbatasan peralatan yang tersedia. Bukan itu saja permasalahan yang kami (saya sbg pembimbing dan ke-6 mahasiswa bimbingan saya), beberapa parameter tidak dapat dianalisis karena tidak tersedia peralatan yang diperlukan :). Hal yang sama juga pasti dialami oleh rekan2 dosen dan mahasiswa yang lain, termasuk kawan seruangan saya, yang kebetulan saya sebagai dosen penguji anak bimbingannya .
Tidak dapat dihindari (dan saya yakin hal ini juga terjadi pada rekan2 dosen lain yang baru kembali dari sekolah) - tanpa bermaksud mengecilkan keadaan lab saat ini - saya membandingkan dengan fasilitas lab di UKM, tempat dimana saya beraktivitas akademik selama 4 tahun terakhir, dimana semua dapat "menemukan" peralatan yang diperlukan untuk analisis parameter yang akan dilakukan. Alat yang "tidak ada" pun dapat segera menjadi "ada" apabila kita butuhkan, cukup dengan "order alat" kepada research officer yang bertugas di lab, dan tidak terbatas pada alat habis pakai saja, tetapi termasuk instrumen2 analisis yang berhubungan dengan riset yang dilakukan.
Apapun keadaannya, proposal mahasiswa yang sudah lolos ujian, harus segera dilaksanakan dan mulai dikerjakan serta diselesaikan dengan segala keterbatasan yang ada. Keterbatasan akan membuat manusia lebih kreatif dalam menyelesaikan permasalahan, apabila kita melihatnya dari sisi positif, dan bukan menjadi hambatan untuk menyelesaikan apa yang harus dikerjakan. Keterbatasan yang ada membuat kami semua harus berpikir lebih keras dan berusaha mencari alternatif analisis yang memungkinkan untuk dilakukan sebagai parameter penelitian, membuat kami harus (dengan keterpaksaan maupun dengan kerelaan :D) membaca lebih banyak literatur sebagai referensi, dan yang pasti membuat kami harus bekerja lebih keras. Tidak ada yang tidak mungkin untuk dilakukan, asal ada niat yang kuat untuk menyelesaikan penelitian sebagai syarat kelulusan mhs. Namun tidak dapat dipungkiri, untuk dapat menghasilkan paper atau makalah yang layak dipublikasikan dalam skala jurnal internasional, tentunya diperlukan peralatan/ instrumen yang memadai dan sesuai standar analisis parameter yang berlaku, yang tentu tidak cukup hanya sekedar menggunakan teknik analisis dengan "menyesuaikan" ketersediaan alat yang instrumen yang ada :).Harapan kita semua tentunya suatu saat nanti fasilitas-fasilitas lab di kampus-kampus yang ada di Indonesia, menjadi semakin lengkap dan dapat menghasilkan karya-karya penelititian yang mampu bersaing dengan hasil penelitian dari negara lain. Namun kemajuan yang diharapkan harus tetap diiringi dengan kesiapan mental dan kesungguhan niat untuk terus berkarya, karena seringkali terjadi...kemudahan-kemudahan yang ada dapat membuat kita semua terlena dan manja sehingga harapan untuk dapat mensejajarkan diri dalam karya ilmiah dengan negara2 lain yang sudah di depan kita, bukan hanya menjadi harapan yang tidak berujung pada kenyataan.
Last but not least.....apapun keadaannya, bagi saya pribadi kembali ke "rumah" tetap hal paling membahagiakan yang saya rasakan. Dapat kembali beraktivitas akademis di kampus tercinta ITS meskipun dengan segala kekurangan dan keterbatasannya, tidak menjadikan saya ingin memperpanjang masa tinggal saya melalui program postdoc di tempat lain saat ini. Berada di dalam kelas untuk berdiskusi dan membagi pengetahuan bersama mahasiswa2 masih menjadi prioritas pilihan saya, akan tetapi harapan untuk suatu saat nanti dapat mempunyai dan menikmati serta memanfaatkan fasilitas lab yang lengkap di kampus ini bukan berarti harus dilupakan. VIVAT TL ITS :)
Surabaya, 25 Maret 2014
Note: Thanks to Cici (mhs S2 TL angkatan 2013/2014) for appreciating my post :)
No comments:
Post a Comment