Tuesday, February 23, 2021

Jejak perjalanan 2019 - Ucapan adalah Doa



Saya pernah berangan-angan mengunjungi negara-negara di Eropa, dan keinginan tersebut seringkali saya ucapkan bila sedang berbincang dengan anak-anak saya maupun dengan beberapa rekan yang akrab dengan saya. Dari beberapa perbincangan santai tersebut, ada seorang teman yang tiba-tiba menginformasikan tentang sebuah seminar internasional yang diselenggarakan oleh sebuah perguruan  tinggi di Eropa, tepatnya di Polandia. Kebetulan kami berdua merupakan anggota laboratorium yang sama di Teknik Lingkungan, dan kami sepakat untuk mendaftar ke acara tersebut, sekaligus mendaftar untuk mendapatkan dana seminar internasional dari Kementerian Pendidikan Tinggi. Singkat kata, makalah kami bertiga (dengan seorang kawan lagi dari lab yang sama) berhasil masuk dalam seminar tersebut, sekaligus kami mendapatkan dana untuk biaya pendaftaran seminar sekaligus biaya transport pp.

Maka dimulailah perjalanan kami dengan mengurus VISA Polandia melalui biro perjalanan yang ada di kampus kami, pengumpulan semua formulir pendaftaran dan persyaratan yang diperlukan serta menunggu kabar proses VISA yang tak kunjung datang cukup membuat kami cemas, karena harga tiket pesawat yang semakin mahal saat mendekati hari H.
Berita gembira proses pengurusan VISA akhirnya kami terima, kami mendapatkan jadwal wawancara pada hari Selasa minggu depan (berita kami terima kurang dari seminggu), hari itu juga kami membeli tiket pp ke Jakarta dengan jadwal keberangkatan paling pagi dan pulang dengan pesawat paling malam. Proses wawancara untuk VISA ternyata hanya membutuhkan waktu kurang dari 30 menit saja, sehingga kami punya terlalu banyak waktu menunggu jadwal pesawat kembali ke Surabaya, dan VISA kami siap dalam waktu kurang dari 1 minggu.

Negara tujuan kami yang pertama adalah Polandia, kami naik pesawat menuju Kota Warsawa dengan pesawat Qatar Airline yang berangkat dari Bandara Sukarno-Hatta Jakarta dan transit di Bandara Dubai. Perjalanan panjang dan melelahkan membawa kami ber3 memulai petualangan di beberapa negara di Benua Eropa yang baru pertamakalinya tanpa didampingi oleh pemandu.
Di nagara ini kami tinggal selama 1 minggu dengan 2 kota tujuan yaitu Warsawa dan Kazimiers Dolny, sebuah desa kecil yang sangat historis dan menjadi tempat kegiatan konferensi tersebut dilaksanakan. Dusun kecil ini ternyata punya sejarah kelam perang dunia (sayangnya saya bukan penggemar sejarah sehingga kurang paham dengan cerita yang disajikan saat ikut midnight tour yang seru ke kota lama dan bunker2 yang ditutup dengan tujuan akhir pemakaman...ya pemakaman massal yang suasananya cukup serem krn ukuran dinding yang tinggi seperti dalam filem horor barat).
Selama di Polandia kami sempat explore keliling kota Warsawa yang pucat (iya kesannya pucat meskipun belum musim dingin dan sama sekali ga ada salju), meskipun banyak bangunan cantik dan megah tapi tetep aja terasa "pucat" entah kenapa ya, dan saya baru ingat dulu waktu kecil pernah berangan2 mengunjungi negara yang benderanya kebalikan bendera Indonesia 😍. Kami juga sempat berkunjung ke Warzaw University karena kebetulan ada teman baik supervisor kami (Prof. Siti Rozaimah) yang berasal dari Universitas ini, ohya belum saya sebutkan bahwa konferensi yang kami ikuti juga diikuti oleh teman2 kami dari UKM Malaysia. Laboratorium Phytotechnology di Warzaw Univ. ini membuat kami takjub, terdapat beberapa Greenhouse berukuran raksasa (betul2 raksasa karena sangat besar) yang didalamnya terdapat berbagai spesies tumbuh2an bahkan yang berasal dari daerah tropis. Suhu dan cuaca pun bisa diatur sedemikian sesuai dengan penelitian yang dilakukan (hangat, dingin, hujan dll.). Seandainya punya yang beginian satuuuu aja di TL ITS yaaa.... 😇
















Setelah acara konferensi dan kunjungan ke Warzaw University, dalam perjalanan pulang kami 
"mampir" Paris, Brussel, dan Amsterdam 😍😍😍, dengan hanya berbekal petunjuk melalui whatsap chat  dari teman yang sudah sering keliling2 Eropa Barat, kami ber3 menelusuri tempat-tempat wisata di ketiga kota di tiga negara berbeda tersebut. Di Paris kami tinggal 2 malam, menikmati malam minggu yang macet di pusat kota, keliling2 dengan bis hop on hop off, mengagumi menara besi menjulang yang mirip2 dengan menara listrik SUTET di kota-kota di Indonesia 😂😂😂. Menikmati keramaian kota pusat mode dunia yang sebelumnya cuma bisa dilihat gambar2nya di majalah, rasanya betul2 seperti gak nyata. 





Dari Paris kami naik KA menuju Brussel, mampir makan wafel coklat yang katanya enak banget (padahal biasa aja juga ya kayaknya, cuma bedanya dimakan di tempat asalnya) dan ikut2an turis sedunia yang mengunjungi patung bocah pipis (manekin pee) yang sangat ngetop (dan ternyata tidak saya sangka2 patungnya cuma se-ipret) padahal digerumbuli begitu banyak manusia yang pengen foto bareng, sampai2 saya masih berusaha menemukan patung lain walaupun aplikasi google map yang kami gunakan sudah menunjukkan kami sampai di manekin pee tersebut (saking gak percayanya kalau patung ngetop di seluruh dunia itu hanya sekecil lengan bawah orang dewasa dan letaknya di pertigaan gang kecil). Dan meluncur dengan KA sore menuju Amsterdam, yang menjadi tujuan akhir petualangan kami. 
Tiba di Amsterdam pukul 11 an malam, duduk di stasiun KA yang kuno tapi keren, minum kopi dulu sambil mikir mau naik apa ke tempat tujuan 😍, akhirnya kami lanjutkan naik taksi ke hotel kecil di Damrak yang sudah kami pesan. Lokasi hotel keren banget di depan kanal, pusat taksi air berjejer, hanya sekitar 100 meter dari (saya lupa namanya) lapangan yang dikelilingi gedung2 tinggi yang salah satunya sy ingat adalah museum Maddam Tussaud dan De Buenkorf. Tapi sayangnya lokasi kamar kami di lantai 3 dan ga ada lift nya...meskipun si bapak pemilik bersedia ngangkatin koper2 kami tapi naik turun 3 lantai seperti itu membuat lesu darah hehehe, akhirnya kami memutuskan pindah hotel di tengah malam sekitar jam 1 (pagi ya?), yang meskipun di jalanan banyak anak2 muda yang duduk2 dan ada juga tunawisma yang tidur di trotoar, tapi suasananya jauh dari serem, bahkan kami dapat memperoleh taksi dengan mudah dan driver yang sangat membantu, sehingga kami sampai ke hotel berikut yang direkomendasikan oleh tante teman saya yang sudah lama tinggal di Amsterdam, yang letaknya bersebalahan dengan stasiun KA (lupa namanya). 

Kami habiskan 2 hari di Amsterdam sebelum kembali ke Indonesia, sebetulnya kami sangat ingin foto di depan tulisan I AMSTERDAM yang sangat iconic itu, tapi ternyata gak satupun ada tulisan tersebut disana (sudah dilepas hehehe). Jadi kami putuskan jalan2 menikmati kanal, yang setelahnya kami jadi sedikit geli: jauh2 ke Belanda cuma jalan2 di got aja, yang airnya juga gak bersih, cukup bau (lah memang got ya pasti bau lah), dan pemandangannya rumah2 yang meskipun diceritakan sejarahnya oleh guide yang ada di boat, tetep aja gak ada yang istimewa bagi kami, karena kami gak kenal dengan sejarah yang diceritakan. Setelah itu kami lanjutkan juga dengan mengunjungi castil (entah apa namanya gak inget) yang bisa kami temukan lokasinya dengan naik bis hop on hop off (lagi-lagi andalan), dan ditutup dengan berusaha mencari kincir angin di negeri kincir angin, yang ternyata gak ada kincir anginnya 😂😂. Di peta bis hop on hop off yang kami tumpangi, terdapat 1 lokasi dengan gambar kincir angin, namun karena jalur tersebut tidak dilewati bis, maka kami berusaha menemukan lokasinya dengan jalan kaki menyusuri tepian kanal daaaaaan.......taraaaaaaa.....berhasil, cuma sayangnya kincir angin tersebut sudah rusak dan patah2 kincirnya 😃😃, meskipun demikian kami tetep foto2 di depannya sekedar pelipur lara hehehe.

Mungkin pengalaman keliling keliling Eropa yang cukup singkat tidak banyak dapat menceritakan hal istimewa, tapi yang berkesan bagi saya adalah bahwa dalam hidup, tidak ada yang tidak mungkin, dan setinggi apapun mimpi tetap akan jadi mimpi kalau tidak kita upayakan dan perjuangkan, dan tentunya hal yang paling penting adalah bahwa SETIAP UCAPAN adalah DOA. Terbukti dengan beberapa kali sy menyatakan kepada teman maupun anak2 saya, pengen ke Eropa, dan ke China (lihat tembok cina...akan saya ceritakan juga di tulisan berikutnya tentang pengalaman saya ke China), di tahun yang sama ucapan tersebut terlaksana, dan yang istimewa adalah tanpa biaya (kalau biaya sendiri mungkin belum terlaksana, karena banyak mikirnya hehehe).


Selamat menikmati hidup, selamat bermimpi dan mewujudkan mimpi, banyak2lah mengucapkan hal yang ingin dilakukan, karena terbukti bahwa setiap ucapan adalah doa yang cepat atau lambat akan dikabulkanNYA.


Surabaya, 23 Februari 2021 (tulisan ini tertunda sejak juni 2020, dan baru dilanjutkan malam ini karena ternyata ada mahasiswa saya yang senang membaca tulisan2 di blog saya - terimakasih Primantari mhs S2 TL angkatan 2020)




No comments:

Post a Comment